Kamis, 10 November 2011

Cara mengatasi sariawan

Jangan Biarkan Sariawan Membungkam Si Kecil   






Siapa yang tidak kenal dengan penyakit yang terkadang tak hanya memaksa kita mogok makan tapi juga mogok bicara. Bahkan kerap mengalirkan liur yang cukup banyak demi menghindari gesekan lidah dan mulut terus menerus. Sepertinya kita semua dengan mudah mengenali ciri-ciri penyakit itu. Yap, betul! Sariawan... Istilah kerennya RAS (Recurrrent Apthous Stomatis).



Sariawan memang menyebalkan. Kendati demikian tak sedikit orang yang pernah mengalaminya. Meski tidak berbahaya, sariawan perlu dicegah. Apalagi penyakit ini bukan cuma di dominasi oleh orang dewasa. Asal tahu saja anak kecil, bahkan bayi yang berusia 6-24 bulan. bisa terkena sariawan.



Untuk itu penting kiranya kita mengetahui apa dan bagaimana mengatasi sariawan pada si kecil. Kita simak, yuk...



Apakah Sariawan itu?



Sariawan adalah tukak kecil bergaris tengah kira-kira 1-3 mm dengan dasar yang berwarna putih kekuningan, timbul secara berulang-ulang di lidah, bibir, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul. Anak-anak jarang mengalami sariawan pada gusi sebagaimana yang dialami orang dewasa.



Kenali jenisnya



Ada baiknya kita bisa mengetahui beberapa jenis sariawan yang terjadi pada anak. Pertama sariawan karena trauma (stomatitis apthosa), yaitu sariawan karena luka tergigit atau gesekan sikat gigi yang tidak tepat hingga melukai rongga mulut atau lecet. Oleh karena itu pemilihan sikat gigi dan cara membersihkan gigi yang benar akan mengurangi potensi luka ini.



Sementara itu, pada orang dewasa sariawan ini kerap dipicu oleh pemakaian pasta gigi yang mengandung SLS (Sodium Lauryl Sulfate). Zat ini dapat juga ditemukan pada floor cleaners, hand soaps, bahkan shampoos. Jadi SLS adalah salah satu jenis deterjen. Oleh karena itu pilihlah pasta gigi yang SLS-free.



Sariawan oral thrush atau moniliasis adalah jenis lainnya. Sariawan ini timbul karena ulah jamur candida albican yang senang bersarang di lidah.



Jenis yang terakhir adalah stomatitis herpetic. Sariawan ini dapat ditemukan di belakang tenggorokan yang disebabkan oleh virus herpes simplek.



Adapun sariawan yang kerap mengganggu keceriaan anak-anak balita berjenis stomatitis apthosa dan stomatits herpetic. Sedangkan pada balita hanya pada jenis moniliasis



Frekwensi sariawan



Pengalaman setiap anak yang pernah mengalami sariawan berbeda satu sama lainnya. Frekwensinya ada yang sering dan ada pula yang jarang. Frekwensi sering itu bila dalam sebulan terjadi sariawan 2-3 kali. Proses penyembuhannya terbilang cukup lama, rata-rata 7-9 hari atau bisa sampai 2 minggu.



Sebaliknya, dikatakan jarang itu bila dalam kurun waktu 2-3 bulan baru mengalaminya.



Biasanya sariawan akan sembuh sendiri dalam waktu empat hari. Perlu konsultasi lebih lanjut ke dokter bila sariawan ini belum sembuh juga dalam waktu lebih dari 20 hari. Bisa jadi keluhan sariawan ini menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan yang serius, misalnya kanker tenggorokan. Naudzubillahi min dzaalik.





Kenali Gejalanya



Untuk menangkis serangan sariawan, kenalilah gejala-gejalanya. Yang paling mudah untuk dikenali antara lidah menjadi agak licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka-luka di bagian bawah dan pinggir atau belah-belah di bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang benjolan kecil yang dapat pecah sehingga membuat mulut terasa perih.



Adapun luka-luka di rongga mulut dapat disebabkan beberapa hal, misalnya tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur. Selain itu akibat menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang. Tak jarang alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas) kerap menjadi pemicu terjadinya sariawan. Bagi sebagian kecil perempuan yang mengalami gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi) juga dapat mengalami sariawan ini. Terakhir, faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu sariawan yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi.



Kemunculan sariawan pada anak dan balita berbeda dengan orang dewasa. Bila pada anak dan balita hanya satu, paling banyak dua, sedangkan pada orang dewasa bisa lebih banyak di ragam tempat termasuk di gusi.



Untuk mengetahui sariawan pada bayi memang agak sulit. Pada umumnya orang awam mengaitkan sariawan ini dengan panas dalam. Mungkin karena terasa panas pada tenggorokan. Namun demikian, kita dapat mengetahu dari gejala umum yang dialami si kecil, diantaranya :

·        Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celcius

·        Si kecil mengeluarkan air liur lebih dari biasanya

·        Aroma mulutnya yang berbau kurang menyedapkan.

·        Bayi terlihat gelisah dan agak rewel.

·        Kondisi yang tidak nyaman ini membuat si kecil tak mau makan atau dimuntahkan bahkan menolak ASI atau susu botol.

·        Periksalah bagian mulutnya. Gunakanlah alat spatel lidah, bila tidak memungkinkan bisa menggunakan sendok kecil. Tekan lidah dengan alat ini, gagangnya agak diturunkan sedikit, hingga rongga mulutnya terlihat. Amati dengan baik dimana sariawan ditemukan.



Cara Mengobati



Prof. Hembing Wijayakusuma membagi kiat sehatnya untuk mencegah sariawan. Jadikan menu dengan gizi seimbang dalam konsumsi makanan anak. Utamakan makanan kaya serat seperti sayur dan buah yang menganduing vitamin C, B12, dan mengandung zat besi.Selain itu hindari makanan yang terlalu terlalu panas atau terlalu dingin.



Kiat sehat tersebut selain membantu stamina tubuh sehat terjaga sekaligus menjadi obat bagi sariawan berjenis herpetic. Tapi tidak untuk sariawan yang diakibatkan oleh jamur karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Waktu penyembuhannya relatif lama, yaitu sekitar seminggu.



Berikut ini berapa kiat membantu si kecil tetap makan dan minum sekaligus mengurangi rasa sakitnya :

·        Saat memberi makan sebaiknya suapi dengan sendok secara perlahan-lahan.

·        Usahakan memberi minum lewat gelas dengan memakai sedotan, demi menghindari kontak langsung dengan sariawan agar tidak menimbulkan gesekan dan trauma.

·        Pilihlah makanan yang teksturnya lebih lembut dan cair agar mudah ditelan.

·        Usahakan makanan tersebut sesuai suhu rata-rata, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

·        Olesi bagian yang sariawan dengan madu

·        Penggunaan obat sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.



Semoga tulisan ini dapat menghidupkan kembali keceriaan si kecil dengan celotehnya yang lucu.









Diolah dari berbagai sumber
Tags: smart parenting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar